Mas Awan – Pangeran William dan Kate Middleton memutuskan untuk memberi nama anak mereka, George Alexander Louis.
Kini bayi mahkota pemegang warisan ketiga takhta kerajaan Inggris itu menyandang nama His Royal Highness Prince George of Cambridge (Yang Mulia Pangeran George dari Cambridge) atau disingkat Pangeran George dari Cambridge.
Nama itu dipilih sesuai tradisi di kerajaan, yang selalu mengambil nama moyang mereka. George, putra William dan Kate ini merupakan pewaris takhta kerajaan ketujuh yang menyandang nama George. Sebelumnya, sudah ada enam raja yang menyandang nama George, siapa saja mereka?
George I
George I atau nama lengkapnya George Louis merupakan raja Inggris dan Irlandia yang memerintah sejak 1 Agustus 1714 hingga ia meninggal pada 11 Juni 1727. Ia lahir pada 28 Mei 1660 di Hanover (sekarang berada di wilayah Jerman). Selain menjadi raja Inggris dan Irlandia, ia juga memerintah wilayah Duchy dan mewakili Brunswick-Luneburg di wilayah kekaisaran Romawi (sekarang bernama Hanover) sejak 1698.
Di era George I, kekuasaan Inggris dipersempit dengan diperkenalkannya sistem pemerintahan modern seperti saat ini. Yakni, mengadopsi sistem pemerintahan kabinet yang dipimpin oleh seorang perdana menteri.
Dalam sistem ini, raja menjadi pemimpin negara dan pemimpin pemerintahan adalah perdana menteri. Sir Robert Walpole merupakan perdana menteri di era George I sekaligus menjadi perdana menteri pertama Inggris.
George I meninggal dalam perjalanan menuju tanah kelahirnya, Hanover dan di sanalah ia dikuburkan.
George II
George II bernama lengkap George Augustus. Dia adalah raja Britania Raya dan Irlandia, Adipati Brunswick-Luneburg (Hanover) dan Archtreasurer dan Pangeran Kekaisaran Romawi. Ia memerintah sejak 11 Juni 1727 hingga kematiannya.
George II merupakan raja Inggris terakhir yang lahir di wilayah luar Britania Raya. Ia lahir dan dibesarkan di Jerman utara dan mewarisi takhta dari ayahnya, George I. Ia menjadi raja Inggris terakhir yang memimpin peperangan langsung di meda perang. Perang terakhir yang ia pimpin adalah pertempuran Dettingen pada 1743.
George III
George III bernama lengkap George William Frederick lahir pada 4 Juni 1738 dan wafat pada 29 Januari 1820. Ia merupakan raja Britania Raya dan Raja Irlandia sejak 25 Oktober 1760.
Di masa kepemimpinannya, ia mempersatukan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia pada 1 Januari 1801. Sejak saat itu, kerajaannya bernama United Kingdom of The Great Britain and Ireland (Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia).
Ketika itu seluruh Irlandia merupakan wilayah kerajaan itu. Namun, sejak 1927, hanya Irlandia Utara yang masuk wilayahnya karena sebanyak 26 wilayah dari 32 wilayah di sana memutuskan untuk memisahkan diri dan menjadi Republik Irlandia. Sejak saat itulah hingga saat ini, nama kerajaannya berubah menjadi United Kingdom of The Great Britain and Northern Ireland atau biasa disebut singkat dengan UK (United Kingdom).
Di bawah kepemimpinan George III, Inggris terlibat perang dengan Perancis dan berhasil mengalahkannya dalam Perang Tujuh Tahun. Sejak kemenangan inilah, Inggris menjadi pemimpin Eropa dalam penguasaan Amerika Utara dan India.
Pada 1793 George III terlibat perang lagi dengan Perancis yang dipimpin Napoleon yang berujung pada kekalahan Napoleon di Waterloo, dekat Belgia sekarang. Pertempuran bersejarah ini terjadi pada 1815, dikenal dengan Pertempuran Waterloo.
Namun, di era George III juga, Inggris kehilangan koloninya di Amerika Utara yang kemudian menjadi Amerika Serikat sekarang. George III meninggal setelah menderita sakit mental permanen.George III juga dikenal karena ketampanannya dan gaya hidupnya. Ia dijuluki "the first gentleman of England”. Namun, hubungan buruk dengan ayahnya dan istrinya menjadikan famor kerajaan melorot.
George IV
George IV bernama lengkap George Augustus Frederic atau biasa disengkat dengan gelarnya, George Prince of Wales. Ia mewarasi takhta kerajaan Britania Raya dan Irlandia dari ayahnya George III yang menderita sakit mental.
Ia dikenal sebagai raja yang modis dan kehidupannya yang extravaganza. Ia menjadi ikon dalam hal gaya hidup, rasa, dan kesenangan atau dikenal dengan era Regency. Ia membangun Paviliun Agung di Brighton dan mendesain ulang Istana Buckinghman. Ia juga membangun Kastil Windsor.
Ia memiliki hubungan buruk dengan ayahnya maupun istrinya, Caroline of Brunswick. Demikian buruknya hubungan itu, hingga istrinya dilarang menghadiri upacara penobatan dirinya sebagai raja.
Sebagai upaya menceraikan istrinya, ia meminta pengesahan dari parlemen dengan memberlakukan undang-undang Pains dan Penalties. Tuduhannya, Caroline berselingkuh dengan pembantunya yang bernama Bartolomeo Pergami. Tujuan perceraian itu, supaya sang istri tidak bisa menjadi ratu Inggris. Namun upaya itu gagal.
George V
George V bernama lengkap George Frederick Ernest Albert, lahir pada 3 Juni 1865 dan wafat pada 20 Januari 1936. Ia adalah kakek Ratu Elizabeth II dan merupakan raja Raja Britania Raya dan Irlandia Utara serta Raja Dominion Inggris dan Kekaisaran India. Ia memerintah sejak 6 Mei 1910 hingga ia meninggal. Ia juga raja yang ketika Inggris terlibat Perang Dunia I (1914-1918).
George V merupakan cucu dari pasangan Ratu Victoria dan Pangeran Albert, sekaligus merupakan keponakan dari Tsar Rusia Nicolas II serta Kaisar Jerman Wilhelm II. Ayahnya adalah Raja Edward VII yang mewariskan takhta Kekaisaran Inggris kepadanya.
George VI
George VI bernama lengkap Albert Frederick Arthur George, lahir pada 14 Desember 1895 dan wafat pada 6 Februari 1952. Ia adalah Raja Britania Raya dan Irlandia Utara serta Raja Dominion Persemakmuran Inggris sejak 11 Desember hingga ia wafat. Ia merupakan Kaisar India terakhir dan merupakan kepala Persemakmuran pertama.
Ayah ratu Elizabeth II ini adalah anak kedua dari Raja George V. Sebenarnya ia tidak mewarisi takhta kerajaan karena yang berhak menjadi raja adalah kakanya Edward. Namun, karena Edward tidak bisa menjadi raja karena memilih menikah dengan seorang sosialita Amerika yang merupakan janda dua kali menikah, Wallis Simpson.
Parlemen Inggris menyatakan Edward tidak bisa menjadi raja jika menikah dengan Wallis Simpson karena alasan politik dan keagamaan. Namun Edward memilih Simpson sehingga takhta jatuh ke tangan George VI.
George VI biasa dipanggil dengan nama Bertie di keluarganya. Kisah hidup Goerge VI sebagai seorang raja yang gagap dan tidak bisa berpidato difilmkan dengan judul The King’s Speech.